Kebutuhan karbohidrat tak hanya bisa didapatkan dari mengonsumsi nasi.
Selain jagung dan sagu, mengonsumsi ubi juga dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat tubuh.
Salah satu jenis ubi yang populer di Indonesia adalah ubi Cilembu.
Ubi cilembu atau disebut juga ubi madu merupakan salah satu jenis ubi jalar lokal yang berasal dari Desa Cilembu, Kecamatan Pamuliah, Sumedang, Jawa Barat.
Ubi cilembu mulai dikenal sejak 1990-an dan hanya ada di Indonesia.
Seperti nama lainnya, ubi madu dikenal akan rasa manis alami yang nikmat darinya.
Rasa manis dari makanan ini didapat dari kondisi dan karakteristik tanah di Sumedang, serta kandungan unsur hara yang sangat cocok dengan pertumbuhan ubi cilembu.
Dikutip dari sisemar.sumedangkab.go.id, tiap varietasnya memiliki rasa khas dan unik yang berbeda.
Ubi cilembu memiliki ciri-ciri berkulit gading, berurat, dan panjang.
Getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang.
Rasa ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan.
Rasa manisnya akan lebih keluar bila ubi dibakar dalam oven, apalagi apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari seminggu.
Rasa manis ini menjadi sumber energi bagi yang mengonsumsinya, terutama cocok untuk diet.
Disarikan dari berbagai sumber, berdasarkan penelitian oleh Agustina Monalisa Tangapo dari Institut Teknologi Bandung, rasa manis yang dihasilkan ubi cilembu dipengaruhi oleh keanekaragaman dan populasi mikrobiologi, khususnya bakteri rizosfer dan endofit pada ubi cilembu.
Hal ini lah yang menjadi salah satu faktor penyebab adanya perbedaan rasa manis, antara ubi cilembu yang ditanam di Desa Cilembu dan di luar Desa Cilembu.
Menurut Dosen ITB Dr Yayat Hidayat, ubi Cilembu tak cocok digoreng dan direbus.
Hal itu dikarenakan ubi Cilembu jika digoreng akan mudah gosong lantaran kandungan kadar gula yang tinggi di dalamnya.
Sedangkan jika direbus kadar gula menurun sehingga mengurangi cita rasa khas dari ubi cilembu.
Umumnya ubi Cilembu dikonsumsi dan diperdagangkan dengan dibakar atau di-oven.
Ubi Cilembu yang siap diproses adalah yang telah disimpan 5-7 hari usai dipanen.
Cirinya yang siap disantap setelah dibakar ialah ubi akan terasa lebih lemas jika dibengkok-bengkokkan, beratnya menyusut dan kulit sedikit keriput.
Ubi Cilembu bakar umumnya diolah dengan dihoben selama sekitar 30-90 menit tergantung ukuran ubinya dan dapat diangkat setelah ubi lunak dan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya.
Cairan madu tersebut hanya ada pada ubi Cilembu yang menjadi keistimewaan ubi ini dibandingkan ubi lainnya.
ANNISA FIRDAUSI