Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyatakan terus mendorong optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa guna mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
“Kemenko PMK terus mendorong optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa agar masyarakat dapat mencapai kualitas hidup yang baik dan kejiwaan yang sehat,” kata Sekretaris Kemenko PMK, Y.B.
Satya Sananugraha.
Sementara itu, pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama mengatakan aspek kesehatan jiwa perlu menjadi perhatian bersama untuk mempertahankan kesejahteraan psikologis masyarakat ketika harus beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19.
“Karena pandemi masih berlangsung maka perlu kesiapan psikologis orang per orang dan komunitas untuk tetap stabil dan bahkan dapat hidup bersama COVID-19,” katanya dalam Munas Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia, Jumat, 12 Agustus 2022.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu menambahkan peningkatan pelayanan kesehatan jiwa perlu dioptimalkan, termasuk dalam penanganan masalah psikologis yang timbul pada pasien COVID-19 dan keluarganya.
“Optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa juga diperlukan untuk mendukung capaian target tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals di tahun 2030,” lanjutnya.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI itu menambahkan untuk semakin meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diperlukan sejumlah langkah strategis.
“Langkah ini dapat dilakukan Himpunan Psikologi Indonesia atau Himpsi beserta seluruh perangkat organisasi, misalnya dengan mensosialisasikan peran psikologi kesehatan dengan formulasi kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat,” katanya.
Dia menambahkan HIMPSI beserta seluruh perangkat organisasi juga perlu memperkuat riset yang hasilnya dapat diterapkan untuk mengatasi masalah di lapangan.
“Selain itu, perlu berkoordinasi lebih erat dengan penentu kebijakan publik seperti Kementerian Kesehatan dan yang terkait agar konsep dan program psikologi kesehatan dapat menjadi bagian tidak terpisahkan dari program kesehatan bangsa,” jelasnya.
Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu juga mengingatkan perlunya implementasi kegiatan langsung di lapangan, mulai dari tingkat rumah tangga, komunitas, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.